www.filterqueen.co.id

| ENGLISH | INDONESIA | 
 

ARTICLE

Kompas, 7 Juni 1996
- Udara Jakarta Perlahan lahan Bunuh Warganya.

Satu menit kita menghirup udara lebih dari 20 kali. Tanpa disadari berbagai jenis gas pencemaran dan partikel halus ikut juga ke dalam paru paru, debu, asap kendaraan, butiran plumbum, butiran karbon, hidrokarbon dan bahan kimia beracun lainnya langsung masuk semua ke dalam saluran pernapasan.
Batuk-batuk seakan sesuatu yang sudah biasa di Jakarta ini. Padahal batuk itu mekanisme tubuh menolak benda asing yang masuk ke saluran pernafasan petanda udara yang dihirup tidak memenuhi syarat kesehatan.

UNEP (United Nations for Environmental Programme) menyimpulkan Jakarta termasuk kota tercemar udara nomor 3 setelah Meksiko – City dan Bangkok.

Dua penelitian epidemiologi yang dilakukan American Cancer Society dan Universitas Harvard yang baru baru ini dipublikasikan menunjukkan masyarakat yang tinggal di kota tercemar udaranya meningkat resiko kematian prematurnya dibandingkan mereka yang tinggal di kota yang lebih bersih udaranya.

Anak anak yang paling menderita akibat pencemaran udara karena paru-parunya belum berkembang sempurna dan daya tahan tubuhnya belum kuat.


Kompas, 27 Mei 2003
- Udara Jakarta Semakin Tidak Sehat, Terburuk di Gelora BK, Casablanca dan Pondok Indah.

Penyebab utama adalah sektor transportasi. Jenis Pencemaran udara yang dihasilkan kendaraan bermotor adalah CO (Karbonmonoksida), HC (Hidrokarbon), NDX (Nitrogen Oksida), SO2 (Sulfur Dioksida), Pb, CO2 (Karbondioksida) dan PM10 (Debu).


Kompas, 14 Mei 1997
- Polusi Udara di Bandung Lewati Ambang Batas.

Saat ini tingkat polusi udara untuk parameter NOx, hidrokarbon, dan total solid partikel (TSP) di jalan – jalan kota Bandung sudah mencapai dua kali diatas ambang batas. Bahkan beberapa tempat sudah mencapai tiga kali lipat.

Tingkat pencemaran yang tinggi ini selain disebabkan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat, juga karena keadaan Bandung yang cekung. Dengan keadaan yang seperti itu, debu maupun asap kendaraan, tinggal di jalan dan sulit untuk keluar dari cekungan. Bandung  menempati urutan kedua setelah Jakarta, akibatnya 48% orang  sering merasakan pusing dan sakit kepala setiap hari, selebihnya  mengaku menderita gangguan pernapasan.


Kompas, 5 Agusuts 1996
- Misteri Tungau Penimbul Serangan Asma.

Nampaknya springbed, karpet di rumah kita atau keset bersih, bebas debu, bebas kuman karena setiap hari dibersihkan dengan vacum cleaner. Padahal sesungguhnya diketebalan springbed, karpet itu hidup tungau debu. Serangga tanpa mata itu memakan potongan kulit mati mamalia penghuni rumah yang mengelupas. Seekor tungau bisa memproduksi 40 butir pelet sehari yang kemudian ikut  masuk saluran pernafasan ketika debu berterbangan. Anak anak dibawah umur yang sedang mengembangkan sistem kekebalannya sangat rawan terkena asma dan alergi.


Kompas, 31 Juli 2003
– Kualitas Udara Sepuluh Kota di Indonesia
Mengkhawatirkan.


Bahkan di enam kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Jambi dan PekanBaru, udara dalam kategori baik hanya terjadi 22-62 hari dalam setahun atau tidak lebih dari 17 persen.
Di Pontianak dan Palangkaraya penduduk harus menghirup udara dengan kategori berbahaya masing masing selama 88 dan 22 hari.


Tabloid RUMAH
– 14 Mei 2009.  Air Purifier, Efektifkah???

Belakangan makin banyak produk penyejuk udara yang memiliki fitur air purifier atau penjernihan udara. Hal itu lebih ditekankan pada kemampuan untuk menghilangkan bakteri dan ion-ion negatif di udara, yang tersebar didalam sebuah ruangan. Sehingga, diklaim udara menjadi lebih sehat untuk dihirup dan kualitasnya pun lebih baik. Nyatanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita akan memilih penjernih udara yang akan dipakai dirumah, terutama, teknologi yang dipakai.

Karena, tak semua Penjernih Udara ini AMAN dan EFEKTIVE untuk digunakan.

  1. Penjernih Udara Dengan Menggunakan Ultraviolet.
    Teknologi  yang menggunakan lampu ultraviolet untuk memusnahkan DNA dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Namun, ia tidak menghilangkan gas dan partikel-partikel yang berbahaya pada udara.

  2. Penjernih Udara Dengan Menggunakan Ion.
    Penjernih udara ini menggunakan ion yang bermuatan negatif  dan mengikat partikel yang beada di udara. Hal itu terutama mengikat debu dan bakteri kecil lainnya. Akan tetapi, teknologi ini tidak  menghilangkan senyawa kimia, serta terkadang menempelkan partikel di dinding sekitar penjernih udara.

  3. Penjernih Udara Dengan Menggunakan Gas Ozon.
    Gas ozon digunakan untuk mengoksidasi partikel dan senyawa kimia di udara. Akan tetapi, gasnya sangat berbahaya jika kemudian terhisap langsung oleh manusia.

  4. Penjernihan Udara Dengan Menggunakan Pembeku Ion.
    Penjernih udara tipe ini menggunakan sebuah pelat yang bermuatan listrik, untuk menarik partikel dari udara sehingga menempel. Kekurangannya adalah kemampuannya tidak terlalu besar, sehingga tidak terlalu berbeda dengan udara yang masih berisikan partikel – partikel.

  5. Penjernihan Udara Dengan Menggunakan Elektrostatis.
    Teknologi yang digunakan hampir serupa dengan teknologi pembeku ion, yakni dengan menggunakan pelat yang diberi muatan listrik. Akan tetapi, ia memiliki tambahan berupa kipas yang berguna untuk mengirimkan udara lebih banyak. Ia sangat cocok untuk digunakan di dalam rumah, namun tidak cocok bagi penderita asma dan kurang dapat menyerap senyawa kimia dalam ruangan.

7 Kesalahan Fatal memilih Produk Air Cleaner

  1. Penjernih Udara dengan menggunakan Plasma Cluster Ion Generator
    Mesin ini mengeluarkan bahan radikal hydroxyl (OH) ke udara. Radikal OH dihubungkan dengan beberapa penyakit termasuk Kanker dan Alzheimer. Ion generator akan melepaskan ion ion negative ke udara untuk menangkap ion ion positive seringkali menempel partikel di dinding, gordyn, meja, lantai di sekitar penjernih udara.


  2. Penjernih Udara dengan menggunakan HEPA atau HEPA-Type
    Tidak semua filter adalah benar-benar HEPA. Filter HEPA atau HEPA-Type adalah filter kelas rendah dengan tingkat efisiensinya adalah dari 25% sampai 85% dibandingkan dengan TRUE HEPA yang mempunyai level filtrasi 0,3 micron dengan efisiensi 99,97%. Tetapi seringkali konsumen dibuat percaya bahwa mereka membeli filter HEPA, walaupun sebenarnya mereka membeli HEPA Type. Bungkus luar dari produk produk asli seringkali menyatakan bahwa mereka adalah HEPA Filter (yang memang tidak salah, hanya saja mereka bukan HEPA Filter yang sebenarnya). Faktanya 98,5% partikel lebih kecil dari 0,3 micron (TRUE HEPA standard).


  3. Pembersih Udara dengan Ozonizer
    Gas ozon digunakan untuk mengoksidasi partikel dan senyawa kimia di udara. Akan tetapi gasnya termasuk zat kontaminasi berbahaya jika terhirup langsung oleh manusia (dilarang oleh US EPA dan Singapore National Environmental Agency).


  4. Penjernih Udara dengan Ultraviolet
    Teknologi yang menggunakan lampu ultraviolet untuk memusnahkan DNA dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Namun, ia tidak menghilangkan gas gas dan partikel yang berhubungan pada udara, sisa sisa dari bakteri dan jamur yang telah dibunuh dengan radiasi Ultra Violet dapat disirkulasikan kembali keudara.


  5. Penjernih Udara dengan ION
    Kegunaan utama nya adalah bukan untuk membersihkan udara, tapi melepaskan ion ion negative yang berfungsi untuk kesehatan. Ion yang bermuatan negatif untuk mengikat partikel yang berada diudara. Akan tetapi teknologi ini tidak menghilangkan senyawa kimia serta seringkali menempelkan partikel di dinding, gorden, meja, lantai di sekitar penjernih udara. Tidak ada test standard dan efisiensinya sangat rendah, menghasilkan gas ozon yang berbahaya bagi kesehatan.


  6. Penjernih Udara dengan menggunakan Electrostatis
    Cara kerja filter ini menggunakan plat yang diberi muatan listrik dalam piringannya. Filternya dapat dicuci tapi efisiensi filternya rendah, memproduksi gas ozon yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Filter ini juga mengeluarkan suara percikan saat beroperasi. Tidak cocok untuk penderita asma & alergi karena tidak dapat menyerap gas gas dan senyawa kimia di dalam ruangan.


  7. Penjernih Udara dengan menggunakan Pembeku Ion
    Teknologi yang digunakan hampir serupa dengan teknologi electrostatic menggunakan plat yang bermuatan listrik untuk menarik partikel dari udara sehingga menempel. Kemampuannya tidak terlalu besar sehingga tidak berbeda dengan udara yang masih berisikan partikel partikel.

7 Kesalahan Fatal memilih Produk Vacuum Cleaner

  1. Vacuum Cleaner dengan Daya Sedot (Suction) yang Kuat
    Pada umumnya orang beranggapan bahwa kekuatan untuk membersihkan adalah adanya daya sedot (suction) yang kuat padahal sebenarnya kekuatan untuk membersihkan adalah adanya aliran udara (airflow). Hal ini dapat dibuktikan secara nyata walaupun daya sedotnya yang masih kuat akan tetapi vacuum sistem kantong debu setelah dipakai 15-20 menit pada umumnya kemampuan membersihkannya akan turun sampai dengan 80% karena debu besar menyumbat pori pori kantong debu sehingga aliran udara tersumbat dan tidak lagi dapat menarik polutan dengan efektif karena sudah kehilangan kekuatannya.


  2. Vacuum Cleaner Menggunakan Kantong Debu dari Kertas/Filter
    Vacuum cleaner yang menggunakan kantong debu yang terbuat dari kertas / filter mempunyai pori pori yang lebih rapat supaya tidak banyak polutan yang keluar kembali ke udara akan tetapi masalah utamanya semakin rapat pori pori kantung debunya semakin mudah tersumbat oleh partikel besar. Ketika pori pori vacuum tersumbat maka aliran udara (airflow) akan turun secara drastic yang menyebabkan vacuum tidak lagi bisa menarik polutan dari permukaan setelah dipakai 15-20 menit lagi.

    HEPA Filter




  3. Vacuum Cleaner Menggunakan Kantung Debu dari Kain
    Vacuum yang menggunakan kantung debu yang terbuat dari kain mempunyai pori pori kantong debu lebih besar yang membuat pori pori kantong debu tidak mudah tersumbat oleh polutan, akan tetapi masalah utamanya adalah semakin banyak partikel yang lebih kecil dari pori pori vacuum akan lolos kembali ke udara seperti bakteri, jamur, kuman, dust mite dan allergens.

    HEPA Filter





  4. Vacuum Cleaner menggunakan Media Air
    Vacuum yang menggunakan media air sebagai penyaring tidak bias diukur dengan jelas efisiensinya karena tidak semua partikel, gas, asap dan bau bauan tersaring dengan media air. Tidak semua partikel dapat larut atau bersenyawa dengan air karena berat jenis yang berbeda. Mengharuskan sering mengganti air dan menyikat separator setiap kali digunakan untuk menghindari partikel keluar kembali ke udara dan timbulnya bau yang kurang sedap. Pada umumnya vacuum dengan media air mempunyai suara yang sangat berisik pada saat digunakan. Pada laporan medis di Journal of Allergy & Clinical Immunulogy Vol. 91 thn 1993, vacuum dengan media air 100 % kuman penyebab alergi tidak bisa tersaring dengan media air.

    Journal of Allergy & Clinical Immunology


  5. Vacuum Cleaner menggunakan HEPA Filter
    Vacuum yang menggunakan HEPA Filter hampir sama cara kerjanya dengan Sistem Kantung Debu yang terbuat dari kertas dimana pori porinya sangat rapat sehingga mudah tersumbat oleh partikel besar yang menyebabkan aliran udara (airflow) akan turun secara drastis setelah dipakai 15-20 menit sehingga vacuum akan kehilangan kekuatannya untuk membersihkan polutan dari permukaan. Sistem penyaring HEPA Filter tidak mampu menyaring semua partikel dan telah diuji hanya dapat menyaring 99.97% pada 0.3 micron. Faktanya 98.5% partikel lebih kecil dari 0.3 mikron.





  6. Vacuum Media Air + HEPA Filter
    Sistem berbasis air hanya menangkap partikel atau kotoran yang larut dengan air tetapi partikel yang tidak larut atau bersenyawa dengan air seperti kuman & bakteri penyebab alergi dan asma akan lolos kembali ke udara dan terhirup oleh kita. Seperti kebanyakan system berbasis air + HEPA, system ini akan kehilangan efisiensi pembersihan sampai dengan 80% pada saat HEPA Filter tersumbat dengan partikel, sama seperti jenis pembersih vacuum kantong debu yang disebutkan diatas.

    Berbasis air, TIDAK menyaring semua partikel





  7. Vacuum System Wet and Dry
    Vacuum ini pada umumnya menggunakan media air dan kantong debu yang sudah dijelaskan sebelumnya. Adanya fungsi tambahan bisa digunakan untuk menyedot air dan mencuci, akan tetapi faktanya 95% media yang akan dibersihkan adalah permukaan yang kering seperti karpet, sofa, spring bed, lantai, gorden. Fungsi tambahan ini jarang sekali digunakan karena membutuhkan waktu yang lama untuk membuat kering kembali karena akan menimbulkan bau kurang sedap karena lembab apabila tidak benar benar kering serta seringkali menimbulkan bercak bekas air yang masih tertinggal di sisi dalam busa, karpet ataupun spring bed.

 

 

 

 

 


Copyright © 2011. PT FILTER QUEEN INDONESIA. All unauthorized reproductions of this site or its contents are strictly prohibited.
Specifications and details are subject to change without notice. www.filterqueen.co.id is a registered trademark. All Rights Reserved.